Oleh : Dr. Mahmoed ben As Syaref
(Lihat : Metode, Tantangan dan Sikap Dakwah - 1 )
Tantangan:
Melaksanakan dakwah, terutama di zaman modern
ini, bukan urusan yang mudah. Sebab di sana sini sudah banyak tantangan
tantangan yang dihadapkan kepada kita, siap menunggu dengan senjata mereka
masing-masing, atheisme, kapitalisme, sekularisme, komunisme, materialisme,
idealisme, buddhisme, naturalisme, dualisme, eksistensialisme dan isme-isme
lainnya di mana mereka itu hidup di tengah-tengah majunya peradaban dan
kebudayaan, mengintai dan membuntuti Islam, serta berusaha untuk mematikan
sinarnya, dengan mulut mereka, atau setidak-tidaknya menghalang-halangi
jalannya. Karena itu para Dai harus mempunyai beberapa persiapan-persiapan yang
matang seperti: Ilmu pengetahuan, pengalaman dan kesabaran sehingga nyata
kemenangan di tangan kita, atau kita mati karenanya....
Sikap:
Firman Allah :
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka di
bunuh atau mati, Allah benar-benar akan memberikan kepada mereka rezki yang
baik (surga). Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi rezki”. (al-Hajj : 58)
Menghadapi
segala tantangan, kita harus mempunyai semacam sikap tertentu, dalam hal ini
maka ayat di atas berikan memberikan tuntunan tegas kepada kita, yaitu: Hijrah.
Yang dimaksud hijrah di sini, bukan hanya pindah ke tempat yang aman, atau
mengungsi ke hutan, lari dari situasi yang memburuk, atau bersembunyi dari
perang dan ancaman musuh, tetapi justru ini berlaku pula dalam pelaksanaan
dakwah Islamiyah. Hijrah dalam dakwah bukan berarti perang dingin atau perang
urat syaraf, tetapi untuk mengisi daerah kosong di dalam hati dengan Tauhid dan
keyakinan agama, meratakan sinar Tuhan di kalangan umat manusia, agar segala
khurafat, bidah dan kemusyrikan luar dalam dapat segera dimusnahkan.
Dengan bimbingan ayat-ayat al-Quran itu kita
memperoleh suatu gambaran dan pandangan, bahwa kita kaum muslimin wajib
menggarisbawahi segala dilema dan kemelut peradaban umat manusia dewasa ini,
baik di barat maupun di timur. Dengan begitu kita akan ikut serta menanam andil
di dalamnya, dengan menyodorkan perundang-undangan islam dan mendampingi
mereka dengan syariat agama, memecahkan problematika nya dengan penuh
rasa tanggung jawab berdasarkan prinsip kasih sayang dan perdamaian dunia.
Di sana bumi gersang yang dialami oleh kaum
materialis, menghembuskan debu kegelapannya hendak menutupi segala kenyataan
nyala sinar kemurnian Islam. Disini Gurun Sahara yang tandus, tempat
berkumpulnya para kapitalis, mendebarkan pasir panasnya untuk membutakan sinar
pandangan kebenaran hakikat agama Islam.
Di situ padang rumput tempat gembala-gembala
sekularisme bersenandung lagu-lagunya yang Sumbang memekakkan telinga. Karena
itu wajib kita mempunyai persediaan yang cukup matang, terorganisir dan
dikoordinir, menjaga kemungkinan datangnya serangan secara spontanitas. Jauh
sebelum ini, kita yang sudah mendiami tanah subur di tepi sungai yang tak
pernah kering airnya, jernih mengalir ke sekitar kita dari sumbernya, kita
harus memperbaharui semangat dan meningkatkan tekad memperbaiki sikap, memahami
seluk beluk pertanian - umpamanya - dalam hubungannya dengan pengelolaan tanah,
peningkatan prestasi kerja untuk menerima hasil yang positif dengan kualitas
yang terjamin, kemudian dapat bersama kita nikmati, memenuhi kebutuhan ekonomi
masyarakat manusia.
Demikian
Kami maksudkan bahwa dari dalam tubuh umat Islam sendiri harus mampu menjadi
sumber segala kemakmuran hidup dan sanggup menjadi pusat tumpuan hidup yang
Hakiki.
Penutup:
Bahwa umat Islam dewasa ini sudah mulai bangkit
dari tidurnya, bergerak bersama-sama ke satu arah, jurusan dakwah Islamiyah.
Walaupun kenyataan telah menunjukkan demikian adanya, namun kita selalu dan
masih senantiasa mengharapkan peningkatan kebangkitan itu sendiri, kini masih
belum mencukupi kebutuhan. Lapangan masih luas, dan tantangan masih banyak,
musuh-musuh kita juga belum habis. Bahkan mereka dengan persenjataannya yang
paling modern, bersembunyi di balik tameng yang tangguh. Maka kita perlu terjun
ke medan dakwah ini, menjadi kader penerus yang bersenjatakan ilmu pengetahuan
dan agama. Dengan cara ini, dengan metode dan segala persyaratannya, kita akan
mampu membangun benteng yang lebih kokoh....
Dakwah adalah juru bahasa paling baik....
Wallahualam bisshowab
Tidak ada komentar: